Jumat, 29 April 2011

EKOSISTEM MANGROVE,LAMUN DAN TERUMBU KARANG


A.Ekosistem Mangrove
Mangrove merupakan tumbahan yang hidup di pesisir pantai, Menurut begen (2001), sebagai ekosistem khas wilayah pesisir, hutan mangrove memiliki beberapa fungsi ekolgis penting:
1. Sebagai peran dan gelombang agma badai, pelindung pantai dan abrasi, penahan lumpur dan perangkap sedimen yang diangkut oleh aliran dipermukaan
2. Sebagai penghasil sejumlah dentritus, terutama yang berasal dari daun dan dahan pohon pohon mangrove yang rontok. Sebagian dari detritus, dan sebagian lagi diuraikan secara bacterial menjadi mineral-mineral hara yang berperan dalam penyebaran perairan.
3. Sebagai daerah asuhan (narery groud), daerah mencuri makanan (keeding ground) dan daerah pemijahan (spawing groud) bermacam biota perairan (ikan,udang dan kerang-kerang) baik yang hidup di perairan pantai maupun lepas pantai.
Menurut Alie (2003) manfaat ekosistem mangrove dapat dibedakan :
• Sumber produksi kayu dan lain-lain hasil hutan
• Sumber perlindungan
• Sumber produksi akuatik

Manfaat lain dari hutan mangrove yaitu menjernihkan air. Akar pernafasan (akar pasak) dari api-api yang tancang bukan hanya berfungsi sebagai pernafasan tanaman saja, tetapi berperan juga dalam menagkap endapan dan bias memnersikankan kandungan zat-zat kimia dari air yang datang dari daratan yang mengalir kelaut, air sungai yang seringkali mengalir dari daratan membawah zat-zat kimia atau polatan, bila air sungai melewati akar-akar pasak pohon api-api, zat-zat kimia tersebut dapat dilepaskan dan air yang mengalir kelaut menjadi bersih, mangrove juga dapat dimanfaatkan dalam bidang kesehatan pohonnya dapat dijadikan obat, obat-obat tersebut untuk penyakit kulit atau peradangan pada kulit.

1. Zonasi ekosistem mangrove :
Hutan mangrove didaerah tropis relatif heterogen dan sangat rumit, baik didalam maupun diluar pertumbuhan dan perkembanganya, tumbuhan mangrove membentuk zonasi, dengan jenis-jenis yang mendominasi selain itu menurut Arief (2003) menyebutkan tiga zona yang terdapat pada kawasan mangrove, yang disebabkan oleh pengenangan yang juga berakibat pada perbedaan salinitas. Adapun pembagian kawasan mangrove berdasarkan penggenangan adalah sebagai berikut:
• Zona proksimal, yaitu kawasan yang terdekat dengan laut. Pada zona ini biasanya akan ditemukan jenis-jenis R. Apiculata R. Mucranota, dan S, alba
• Zona middle, yaitu kawasan (zona) yang terletak diantara laut dan darat. Zona ini biasanya ditemukan jenis-jenis S. Caseolaris R. Alba, B gymnorrhyza, A. Marina, A. officinalis , dan ceriops lagal.
• Zona distal, yaitu zona yang terjauh dari laut. Pada zona ini biasanya dijumpai jenis-jenis Heritiera, pongamia, padanus sp.
2. Adaptasi ekosistem mangrove
Menurut begen (2011), adaptasi dibedakan menjadi:
a. Adaptasi terhadap oksigen rendah
Pohon mangrove memiliki bentuk perakaran yang khas bertipe cakar ayam yang mempunyai pnumatofora (misal: aricenia spp, dan sonnentia spp). Untuk mengambil oksigen dari udara ; dan bertipe penyangga atau tingkat yang mempunyai lentisel (misal: Rhizophora spp).
b. Adaptasi terhadap kadar garam tinggi
• Memiliki sel-sel khusus dalam daun yang berfungsi untuk menyimpan garam
• Berdaun tebal yang kuat dan banyak mengandung air untuk mengatur keseimbangan garam.
• Daya memiliki struktur stomata untuk mengurangi penguapan.
c. Adaptasi terhadap tanah yang kurang stabil dan adanya pasang surut mengembangkan struktur akar yang sangat ekstensif dan membentuk jaring horizhontal yang lebar.

B. Ekosistem Lamun
Ekosistem lamun merupakan ekosistem yang memiliki produktivitas primer perairan yang tinggi dengan biomasa yang dimiliki sebesar 700 g bahan kering/m2 dan produktivitas 700 g karbon/m2 /hari (nybakken, 1988). Tinggi produktivitas menyebabkan lamun berperan sebagai tempat hidup bagi berbagai jenis biota laut karena berfungsi sebagai sumber makanan dan tempat perlindungan. Pada perairan pesisir, padang lamun umumnya berasosiasi dengan fauna akuatik seperti alga dan moluska yang membentuk suatu ekosistem yang kompleks (nontji,1993).
Biota laut yang umum hidup di ekosistem lamun antara lain berbagai jenis ikan, gastropoda, bivalvia, krustacea dan echinodermata.
1. Karakteristik lamun
a. Morfologi lamun
Lamun (seagrasses adalah kelompok tumbuhan berbunga yang hidup didaerah perairan pasang surut. Ummnya lamun membentuk kelompok-kelompok kecil yang terdiri dari beberapa tegakan lamun sampai dengan hamparan padang lamun yang luas menurut Rominohtarto dan juwana (2001) tumbuhan lamun terdiri dari daun, batang akara. Pada umumnya lamun memiliki daun yang panjang tipis dan berbentuk oval, sementara batang lamun berfungsi sebagai rimpang (rhizoma) akar lamun membentuk suatu sistem internal untuk mengangkat zat-zat hara dari substratnya. Sistem perakaran lamun menyebabkan lamun dapat hidup di perairan serta tahan hempasan gelombang dan arus air (romimohtarto dan juwana, 2001).
b. Habitat lamun
Lamun umumnya hidup diperairan dangkal sampai dengan kedalaman sekitar 4 m (nontji, 1993) hampir setiap substrat ditumbuhi oleh lamun seperti pasir dan lumpur. Namun padang lumun lebih sering ditemukan di antara ekosistem mangrove dan terumbu karang (romimohtarto dan juwana, 2001).

C. Ekosistem terumbu karang
Terumbu karang merupakan ekosistem lengkap dengan substrat tropik, yang tersebar luas di perairan dangkal. Pada terumbu karang terdapat produsen pertama yang sanga banyak yaitu beberapa ganggang. Ganggang ini melakukan beberapa proses fotosintesis dengan cepat, dimana hasil proses fotosisntesis tersebut sebagai sumber energi bagi bintang karang, sebaliknya gangga memperoleh nutrein dari bintang karang misalnya dalam bentuk kotoran. Begitu seeterusnya terjadi daur ulang mineral pada ekosisrem terumbu karang.
Disini dapat dijumpai ubungan kerja sama yang sangat baik antara hewan dan tumbuh-tumbuhan didalam kolam hewan, karang, speses ganggang yang disebut zooxantholae hidup dalam jaringan polip karang ( endozoie ). Sedangkan lainnya hidup sekitar atau hidup dibawah dan diatas karang-karang. Terumbuh dibangun oleh kalsium karbonat oleh binatang karang ( phylum coelenterata ).
Peranan o2 yang dikelurkan oleh proses fotosintesis ganggang sangat membantu dalam pembentukan karang. Pembentukan kerangka karang itupun mejadi lambat. Jadi sesunggunya terumbuh karang adalah sangat tingggi, rasio P/R mendekati angka 1. Ini menunjukan bahwa terumbu secara keseluruhan mendekati klimaks metabolik.








DAFTAR PUSTAKA

Alie, 2003. Kursus singkat deteksi pencemaran perairan secara biologis. Fakultas matematika dan ilmu pengetahuan alam universitas Hasanudin makassar.
Arie, 2003. Hutan mangrove, kanisius. Yogyakarta.
Begen, nea 2001. Sinopsis ekosistem dan sumber daya alam pesisir dan laut. Pusat kastian sumber daya pesisir dan lautan instituti pertanian bogor
Nontji, A. 1993. Laut nusantara. Cetakan ke-2 penerbit Djambatan, jakarta.
Nybakken, j. W. 1988. Biologi laut; suatu pendekatan ekologis, terjemahan dari marine biology and ecology oleh eidman, m, koesoebiono. Pt gramedia, jakarta
Romimohtarto, K. Dan juwana sri. 2001. Biologi laut ; ilmu pengetahuan tentang biota laut. Djambatan, jakarta.
Whittaker, R.H. 1973. Communitas and ecosystem, memillan pub. Co, inc. New york. type='text/javascript'/>

1 komentar: